Langsung ke konten utama

Anthem of heart



Kon'nichiwa, kali ini saya akan membagikan sinopsis Anthem Of The Heart atau yang dalam bahasa Jepangnya disebut juga dengan Kokoro ga Sakebitagatterunda. Animenya cukup menarik dan menguras emosi, lho, karena itulah admin rekomendasikan buat kamu yang tengah punya waktu luang dan ingin menonton film Jepang.

Bagi kamu yang belum sempat nonton, bisa baca sinopsis lengkapnya disini.  Tapi sebelum lanjut ke sinopsis, ada baiknya kita berkenalan dulu dengan karakter-karakter utama dalam film Anthem Of The Heart ini ya.

Jun Naruse. Ini dia gadis yang menjadi karakter utama di anime ini. Gadis yang memiliki rambut pendek ini awalnya adalah gadis ceria dan cerewet. Namun, kecerewetannya itu menimbulkan banyak masalah, termasuk masalah dalam keluarganya. Karena itu, suatu hari datang sebutir telur yang bisa bicara dan megunci mulutnya agar tidak banyak bicara. Sejak saat itu, ia tidak lagi bisa banyak bicara.

Takumi Sakagami. Inilah lelaki yang disukai oleh Jun Naruse. Sayangnya, di endingnya Takumi Sakagami justru balikan dengan cinta lamanya yaitu Nito.Takumi adalah orang yang agak pendiam dan pintar bermain piano. Sedikit tidaknya dia juga tau bagaimana perasaan Naruse sehingga ia berusaha menyemangati Naruse sebagai seorang sahabat.

Natsuki Nito. Meskipun Nito agak cemburu melihat Takumi akrab dengan Naruse, namun ia tetap berusaha menjadi sahabat yang baik bagi Naruse. Hingga akhirnya ia menerima kenyataan bahagia kalau Takumi ternyata hanya menyukai dirinya. Ia memiliki rambut yang panjang, feminin dan pantang menyerah. Buktinya, dia mau menjadi karakter utama dalam acara musikal untuk menggantikan Naruse yang tiba-tiba menghilang.  

Daiki Tazaki. Daiki Tasaki memiliki tubuh yang besar layaknya atletis. Ia adalah bintang bisbol di sekolah, namun karena cidera pada tangannya, selama beberapa hari ia tidak bisa ikut latihan. Menurut junior bisbolnya, Tasaki adalah orang yang suka memerintah sehingga para junior tidak begitu menyukainya. Namun, pada akhirnya Tasaki meminta maaf dan memperbaiki keadaan tim menjadi lebih baik. Di ending cerita, Tasaki mulai menyukai Naruse dan meminta Naruse mencari pacarnya. 

 

Sinopsis Anthem Of The Heart 

“Pada suatu hari, di suatu tempat, hiduplah seorang gadis..yang begitu cerewet dengan segudang impiannya. Gadis itu sangat mengagumi sebuah istana megah yang berdiri kokoh di balik gunung.”
Seorang anak perempuan berlari kencang menuju suatu tempat yang dia yakini sebagai sebuah istana. Sesampainya di tempat megah itu, si anak melihat istana dengan bahagia karena keindahannya. Ia memiliki impian dimana ia kelak bisa berdansa bersama dengan pangeran di dalam istana tersebut. 
Anthem of The Heart
Gadis kecil itu tiba-tiba berlari ke samping gerbang begitu mendengar ada mobil yang hendak keluar. Ia mengintip ke dalam mobil dan ternyata yang ada di dalamnya adalah papanya bersama seorang wanita.
Ia kemudian tersenyum dan berlari menuju rumah. Di rumah, ia langsung mengatakan kalau ia baru saja menemukan rahasia besar kepada ibunya yang tengah memasak telur dadar. Ia berkata dengan sangat antusias.
“Sejak bayi dulu, kamu memang sudah cerewet ya Jun.” ucap ibunya sambil merapikan telur dadar dalam obento.
“Papa baru saja keluar dari istana.” Ucap Jun dengan bahagia.
Ibunya langsung diam begitu mendengarnya. “istana?”
Anthem of The Heart
“Iya, istana yang ada di gunung. Ternyata papa seorang pangeran. Sayangnya mama bukan tuan putrinya.” Jun menceritakan apa yang dilihatnya tadi. “Tapi mama tidak bisa ikut dansa karena sibuk memasak kan? Ah, jangan-jangan mama nenek sihirnya, ya?” sambung Jun lagi.
“Tapi, mama pasti nenek sihir baik hati. Soalnya, nenek sihir jahat itu lebih-” belum sempat Jun menyambung perkataanya, tiba-tiba mamanya langsung memasukkan telur dadar ke mulutnya yang tidak berhenti bicara.
“Jun, kamu jangan membicarakan itu lagi. Jangan mengatakan itu pada siapapun. Jangan pernah bicara lagi…selamanya.” Ucap mamanya lirih tanpa melihat ke arah Jun.
Lalu. Sang pangeran yang tinggal di sana diusir oleh nenek sihir yang baik hati dan kembali ke pelukan sang tua putri.
“Papa, papa mau kemana?” ucap Jun kepada papanya yang selesai membereskan urusan pengangkutan barang. Papanya hanya diam dan melihat ke dalam rumah. “Kalau papa punya masalah dengan mama, biar Jun yang bantu kalian akur.” Tambah Jun.
“Jun, kau ini benar-benar cerewet ya?” jawab papanya. “Semuanya kan, salahmu?” papanya mengakhiri dan masuk ke mobil.
Air mata Jun langsung berlinangan. Semua salahnya? Ia pergi ke gunung dan menangis sendiri disana. “Siapa saja. Pangerannya Jun, tolong datang ke sini dan selamatkan Jun.” isaknya. 
Anthem of The Heart
 Tiba-tiba, sebutir telur menggelinding di di atas kayu di sampingnya. Telur itu kemudian berubah menjadi memiliki tangan, mata, kumis, dan memakai topi. “Hai, akulah pangeranmu.” Ucap telur itu.
“Kenapa yang datang malah telur? Bukannya pangeran?” jawab Jun dan kembali menangis.
“Aku ini beneran pangeran lho?” bantah si telur. Ia kemudian berubah wujud menjadi seorang pangeran lengkap dengan baju dan mahkota kebesaran.
“Pangerannya Jun tidak mungkin licin dan bau kentut sepertimu!” Ucap Jun.
Pangeran itu kembali menjadi telur lagi. “Duh, dasar gadis berlidah tajam.Kamu ini benar-benar cerewet ya?”
Anthem of The Heart
Jun langsung menangis mendengar kata “cerewet” tersebut. Ternyata tidak hanya mama dan papanya yang mengatakan dia cerewet, tetapi sebutir telurpun mengatakan hal yang sama.
Telurpun mengatakan kalau masa depan Jun akan mendapatkan segudang masalah karena sikap cerewetnya tersebut. Jika Jun tidak mau itu terjadi, maka Jun harus mengunci sikap cerewetnya.
Jika Jun bisa mengunci kecerewetannya, maka suatu saat kelak Jun akan dipertemukan dengan pangeran dan tinggal di istana impiannya. Tapi, jika Jun terus cerewet, maka, baik istana ataupun pangeran akan hancur lebur layaknya kuning dan putih telur yang hancur lebur saat dibuat orak-arik telur!
“Tidak mau!” kata Jun. “Tapi, bagaimana bisa dikunci?”
Anthem of The Heart
 “Baiklah. Sampai kecerewetanmu sembuh, maka akan kuritsleting mulutmu itu.” Ucap telur dan kemudian meresleting mulut Jun hingga tertutup.***
Beberapa tahun kemudian, terlihat seorang gadis yaitu Jun hendak mengunci pintu sebelum berangkat ke sekolah. 
Anthem of The Heart
Si sisi lain, seorang laki-laki berpakaian sekolah juga tengah asyik mengayuh sepeda menuju sekolah. Tiba-tiba ia berhenti begitu telur warna-warni menggelinding ke jalan. Ternyata telur-telur itu punya seorang bapak yang tidak sengaja menjatuhkannya. Tanpa pikir panjang, laki-laki itu langsung membantu si bapak memungut telur.

Anthem of The Heart
Bapak itu mengatakan kalau di dalam telur itu terdapat kata-kata. Orang-orang bicara banyak hal ke dalam telur tersebut dan mengucapkan keinginan mereka. Setelah ditulis, telur kemudian digantung sebagai sesajen. Lelaki itu bingung apakah benar-benar akan ada pengaruhnya atau tidak. Tapi ia tidak begitu yakin.
Di dalam ruang kelas 2-2, tampak murid-murid tengah sibuk dengan urusannya masing-masing, Jun Narase tampak menggambar sebutir telur, dan yang lainnya sibuk membicarakan tentang PR, seragam, ataupun tentang bisbol.
Lelaki yang tadi memungut telur di jalan juga baru saja masuk ke kelas.
“Selamat pagi Taku, agak kesiangan nih?” ucap teman yang berada disampingnya. Yah, lelaki yang tadi membantu bapak-bapak memungut telur itu bernama Taku. 
Tiba-tiba seorang laki-laki dewasa berteriak, “Nah, ayo kalian cepat duduk!”
Anthem of The Heart
Dia adalah Shimacho, guru di kelas tersebut. Ia kemudian menyebutkan anggota-anggota Himpunan Program Penjangkauan yang sudah dia tetapkan sendiri. Diantara anggota yang mereka tetapkan yaitu Takumi Sakagami, Jun Naruse, Daiki Tasaki,dan Natsuki Nito. Semuanya memprotes dan tidak ingin menjadi anggota Himpunan Program Penjangkauan, termasuk Jun Naruse. 
Jun Naruse berdiri dan berusaha untuk bicara meski terlihat sangat kesulitan. “Aaa…ku..tidak mau..” ucapnya yang membuat semua murid di kelas melongo. 
“Naruse, dia ngomong?” ucap salah seorang murid. “ jadi, dia bisa ngomong, ya?” sahut murid lainnya.
Anthem of The Heart
“Tii…dak…, mau.. jadi….ang.gota..him..punan..” Naruse kembali berusaha sekuat tenaga untuk bicara hingga wajahnya berkeringat. Ia memegang perutnya dan berlari ke luar ruang kelas.
Daiki si bintang bisbol mengatakan kalau ia menyerahkan semuanya kepada Taku dan tidak ingin terlibat dengan urusan Himpunan Program Penjangkauan.
Anthem of The Heart
Taku dan dua sahabatnya tengah main kartu di gudang (tempat nongkrongnya) sambil mendengarkan lagu. Aizawa yang melihat Taku tampak tidak bersemangat mengatakan kalau Takut tidak perlu memikirkan masalah Himpunan Program Penjangkauan karena paling yang datang ke acaranya hanya kakek-nenek di komplek ini.
Taku akhirnya memutuskan untuk protes menemui Shimacho ke ruang musik. Sampainya disana tidak ada siapa-siapa. Ia masuk dan melihat telur di atas meja. “Telur lagi. Memangnya sekarang Paskah kali, ya?” bisiknya. 
Ia kemudian duduk dan memainkan alat musik yang merdu dan memainkan lagu tentang telur (tamago). Telur..telur…, biar kupersembahkan telurnya. Biar kupersembahkan rangkaian kata-kata..telur..
Anthem of The Heart
Naruse dari luar ruangan terdiam dan terkesima mendengar lagu yang dinyanyikan oleh Taku. Dari kejauhan, ia menatap Taku yang tengah bernyanyi.


Naruse memandangi Taku yang tengah menyanyi. Tiba-tiba ia kaget begitu Shimacho datang dan mengatakan, “Naruse, kenapa kau di sini?”
Naruse dengan cepat menyerahkan selembar kertas dan berlari ke kamar mandi. Isi dari kertas itu yaitu pernyataan bahwa ia menolak menjadi anggota himpunan. Taku mengatakan kepada Shimacho kalau keperluannya datang ke sana juga sama yaitu tidak ingin menjadi anggota himpunan.
Anthem of The Heart

Shimacho, gurunya hanya tersenyum kecil dan mengatakan kalau Taku bisa dihapus menjadi anggota jika ia bisa mencari temannya yang lain yang mau dan cocok menjadi anggota himpunan.
“Lagu yang kau nyanyikan tadi bagus, lho.” Ucap Shimacho sambil tiduran santai di atas ayunan.
Taku kaget dan mengatakan dia hanya asal siul saja. Tiba-tiba saja, Shimacho mendapatkan ide untuk melakukan drama musikal di program penjangkauan nanti. Ide ini dirasa sangat bagus karena selama ini setiap tahunnya dia hanya mengadakan paduan suara dan resital.
Taku yang mendengarnya sedikit kesal, bukannya justru keluar dari anggota, ia justru menimbulkan ide baru bagi Shimacho yang tentunya lebih berat untuk dilakukan dibandingkan hanya paduan suara.
Dia melihatnya. Dia melihat jauh ke dalam lubuk hatiku. Naruse berdiam sendiri di atas atap sekolah.
Taku melihat mobil di halaman depan rumahnya. Begitu masuk, Taku mengucapkan salam dan seorang wanita setengah baya membalas ucapan salamnya. Perempuan setengah baya itu baru saja berbincang masalah asuransi kepada nenek Taku. “Dia cucu Anda ya?” ucapnya kepada nenek Taku. Nenek Taku mengiyakan sambil tersenyum.
“Jadi, cucu Anda juga murid SMA Ageha, ya?” tanyanya.
“Oh, jadi putrimu juga ya, Bu Naruse?” Tanya Nenek Taku.
Anthem of The Heart
Perempuan yang ternyata ibu Jun Naruse itu tersenyum membenarkan. Saat neneknya bertanya apakah Taku mengenal Naruse, Naruse mengatakan kalau ia hanya tau namanya saja. Setelah ibu Naruse pulang, Nenek Taku mengatakan kalau ia kagum melihat ibu Naruse karena dia wanita yang hebat dan bisa mengasuh putrinya sendiri sejak kecil. Dari sana Taku tau kalau ternyata Naruse tidak memiliki ayah.
Siang itu, anggota himpunan berkumpul di ruang musik Shimacho, tapi si jagoan baseball tidak hadir. Saat rapat itu, para anggota kembali membahas mengenai rencana Shimacho yang ingin mengadakan acara musikal.
Awalnya para anggota menyarankan untuk membuat paduan suara saja, toh yang datang hanya lansia di komplek tersebut. Namun, Shimacho membantah bahwa ia ingin membuat acara yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Akhirnya mereka menyetujui meski masih tidak begitu yakin.
Taku dan Naruse pulang bersama. Saat itu, Naruse menceritakan semua kejadian yang menimpanya dari beberapa tahun yang lalu kepada Taku lewat sms. Mulai dari ia melihat ayahnya bersama seorang wanita keluar dari hotel yang dulu ia sebut sebagai istana hingga kutukan yang diberikan si telur yang membuatnya tidak bisa bicara. Setiap ia bicara, ia selalu merasakan perutnya sakit.
Anthem of The Heart
Saat Taku hendak pulang, Naruse mengirimkan pesan terakhir, “Cerita hari ini, apakah kamu mempercayainya? Menurutmu, apa persaan itu bisa disalurkan lewat lagu?”
Taku agak bingung. Namun dia mengatakan kalau tidak ada salahnya menyampaikan perasaan lewat nyanyian. Bisa saja nyanyian itu tidak dihitung sebagai kutukan.
Besoknya, Naruse, Taku dan Nito tengah menyampaikan rencana untuk membuat acara musikal di depan kelas. Sebagian besar teman mereka tidak begitu yakin mereka bisa melakukan acara itu.Tasaki mengatakan bahwa itu mustahil. Ia juga mengatakan, “Lagian, si cewek itu mau dibagaimanakan coba? Cewek yang ngomong saja tidak pernah. Kocak banget jika disuruh nyanyi dan pentas musikal.”
Kata-kata ejekan itu membuat Naruse sedih. Taku marah dan mengatakan kalau Tasaki sama saja. Taku mengatakan kalau ia kasihan dengan junior di tim baseballnya. Ia juga mengatakan kalau junior Tasaki selalu mengejek dan menghinanya di belakangnya, namun Tasaki tidak pernah menyadarinya. Tasaki selalu sok menjadi bos sementara sementara sebenarnya dia hanya benalu di tim mereka. (karena Tasaki mengalami cidera pada tangannya sehingga ia tidak bisa main baseball lagi.)
Anthem of The Heart
Tentu saja, Tasaki marah mendengar perkataan Taku. Kelas menjadi heboh dan penuh ketegangan. Naruse yang melihatnya tidak bisa tinggal diam. Dengan sekuat tenaga ia berusaha mengeluarkan suaranya dan bernyanyi. “Meski berselimut keraguan, tapi…aku..pasti..bisa…”
Wajahnya memerah, kemudian ia lari dari ruang kelas tersebut. Seisi kelas bingung sekaligus terpukau dengan kalimat yang dinyanyikan Naruse. Meski sangat singkat, namun begitu merdu dan membekas di hati mereka.
Malam itu, ada seorang ibu-ibu yang meminta uang tagihan rutin. Naruse hanya sendiri di rumah dan dia bingung apakah ia membukakan pintu atau tidak. Ia takut orang itu tau kalau dia tidak bisa bicara dan itu berarti akan mempermalukan ibunya karena gosip yang akan beredar. Ia akhirnya keluar dan memberikan uang tagihan. Ibu-ibu tersebut hendak bertanya mengenai sekolah Naruse, tapi tiba-tiba ibu Naruse datang sehingga Naruse bisa bernapas lega.
“Sudah dibilang, jangan keluar kalau ibu tidak ada. Bikin malu saja” ucap ibunya. “Anak yang tidak mau bicara, karena itu jadi banyak beredar gosip tidak karuan.” Ucap ibu Naruse begitu ibu-ibu itu pergi.
Anthem of The Heart
Naruse yang mendengar ibunya marah seperti itu langsung sedih, ia berlari sekencang-kencangnya. Ia meluapkan semua perasaanya lewat sms dan mengirimnya kepada Taku. Taku merasa bingung melihat sms Naruse yang sangat panjang. Di bagian akhir pesan tertulis, “Tolong susun kata-kataku jadi lagu.”
Malam itu mereka bertemu. “Aku ingin minta bantuanmu seperti saat lagu telur waktu itu. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin kuutarakan.!” Naruse berteriak dan mencoba mengeluarkan suaranya dengan keras. Itu membuat perutnya sakit lagi. 
Taku membawanya kerumah. Begitu sampai di rumah Taku, Naruse langsung ke toilet yang membuat nenek dan kakek Taku menjadi bingung.
“Gadis kecil yang penuh mimpi itu sangat mendambakan pesta dansa malam di istana. Tapi pesta dansanya sebenarnya adalah tempat eksekusi para kriminal. Demi menebus semua kesalahan yang dibuatnya selama ini, merekapun dipaksa terus menari sampai mati layaknya dijatuhi suatu kutukan.
Anthem of The Heart
Walau sudah mengetahui kebenarannya, keinginannya kuatnya untuk pergi ke pesta dansa membuatnya melakukan berbagai tindak kejahatan. Tetapi, tidak satupun yang melaporkan kejahatannya. Kemudian, muncullah sebutir telur misterius yang menghasut gadis di tengah keputusasaaanya.
Telur itu mengatakan bahwa kejahatan terbesar di dunia ini adalah dengan menyakiti orang lain lewat perkataan. Si gadis pun mulai mengeluarkan semua hinaan yang ada di dalam pikirannya untuk menyakiti orang lain agar ia dibenci sepenuhnya. Tapi setelah sadar, ia kehilangan kemampuannya untuk bicara.”
Taku melongo membaca sms yang panjang itu. Naruse mengatakan kalau itu berdasarkan pengalamannya sekarang. Meski masih bingung, Taku akhirnya pergi ke kamar atas yang merupakan kamar musik mulai memainkan piano dan menyanyikan lagu berdasarkan sms yang dikirimkan oleh Naruse. Naruse suka dan puas dengan hasil nyanyian Taku. Taku juga mendapat ide untuk menjadikan kisah Naruse sebagai kisah di acara musikal mereka nanti, jadi Naruse harus segera memikirkan kelanjutan kisahnya.
Anthem of The Heart
Besoknya Taku, Nito, dan juga Naruse mengadakan rapat di sebuah kafe. Kali ini, si bintang baseball juga ikut karena diajak oleh Nito yang membuat Taku dan Naruse bingung karena kemaren Tasaki jelas menentang acara musikal tersebut. Taku mengatakan kalau mereka akan memakai cerita Naruse untuk acara musikal. Nito setuju.
Anthem of The Heart
Saat itu, Tasaki ingin menyampaikan permintaan maaf karena sudah menghina Naruse kamaren, namun belum sempat ia meminta maaf tiba-tiba ia mendengar anggota tim baseballnya tengah membicarakan dirinya. Ternyata benar yang dikatakan Taku, junior timnya ternyata diam-diam menghinanya dan menganggapnya sebagai benalu yang suka main perintah.
Melihat itu, Naruse tidak tinggal diam. “Jangan seenaknya menyuruh orang lain pergi. Kata-kata itu bisa menyakiti orang lain. Dan tidak akan pernah bisa dibetulkan lagi” Teriaknya. Entah kenapa, disaat-saat seperti ini, dia selalu bisa mengeluarkan suaranya. “sekalipun kamu sudah menyesal, kamu tidak akan bisa membetulkannya lagi.” Tambahnya. Ia mengingat kembali bagaimana ibu dan ayahnya berpisah karena ucapannya sendiri.
Anthem of The Heart
Tiba-tiba ia merasakan perutnya sakit karena sudah banyak bicara. Taku dan kawan-kawan membawanya ke rumah sakit. Tapi untunglah sakit perut Naruse tidak begitu parah. Ibunya datang dan berusaha mengatur napasnya karena buru-buru ke rumah sakit.
“Jun, padahal aku sudah buru-buru ke sini karena di telpon pihak rumah sakit. Tapi, apa maksudmu, sakit perut? Masih soal kutukan atau apalah itu lagi?” ucapnya sambil memegang kepalanya. “Memalukan!” sambungnya didepan teman-teman Naruse. Sikap ibunya membuat Naruse sangat sedih.
Saat menyelesaikan urusan administrasi, ibu Naruse kembali memarahi Naruse. “Apa-apaan ini? Apa kau membenciku sejauh itu? Kerjaanmu cuma diam saja. Kamu juga bahan gosip para tetangga. Apa kamu ingin mempermalukan aku?” Ibu Naruse kembali memegang kepalanya karena pusing. Namun, Naruse hanya diam dan menggeleng-geleng kepala saja. “Jangan diam saja?” sambung ibu Naruse.
Anthem of The Heart
Tiba-tiba Taku datang mengatakan kepada ibu Naruse kalau di sekolah Naruse adalah anak yang periang. Walaupun dia kelihatan diam saja tapi sebenarnya dia sering bicara lewat hatinya. Taku juga mengatakan kalau alasan Naruse sakit hari ini juga karena Naruse berjuang keras membantu teman-temannya. Naruse selalu berusaha menjadi yang sebaik mungkin. Mendengar itu, ibu Naruse sedikit sadar.
Taku dan Nito tampak pulang bersama. Nito mengatakan kalau ia mulai memahami perasaan Naruse karena ia sendiri memiliki banyak hal yang tidak bisa diutarakan.
“Waktu SMP dulu, waktu kamu menghadapi masalah terberat dalam hidupmu, aku sama sekali tidak bisa apa-apa. Padahal aku ini pacarmu.” Nito mengatakan penyesalannya karena tidak bisa menjadi pacar yang baik bagi Taku dulunya. (ternyata Nito dan Taku memiliki kisah asmara dulunya saat mereka SMP dan sampai sekarang sepertinya masih menyimpan perasaan yang sama).
Ada flashback dimana Nito hendak memegang pundak Taku yang tengah sedih, namun ia mengurungkannya lantaran takut diketahui oleh teman-temannya kalau mereka tengah pacaran. Dengan artian, saat itu mereka berpacaran diam-diam.
Anthem of The Heart
Kembali lagi ke masa sekarang. Taku mengatakan kalau dia adalah orang culun jadi tidak pantas untuk Nito. Nito membantah dan mengatakan kalau Taku adalah orang yang baik dan perhatian. Disaat membicarakan masalah itu, Taku justru bilang kalau ia salut dengan Naruse karena Naruse bisa mengutarakan isi hatinya.
Taku juga ingin menyemangati Naruse. Saat itu, Nito ingin bilang apakah Taku menyukai Naruse, tapi dia tidak jadi mengatakanya dan justru bilang kalau dia juga ingin menyemangati Naruse nantinya.
“Jadi, kamu punya teman, ya?” ucap ibu Naruse saat di atas mobil. Naruse hanya diam dan menatap ke luar kaca mobil. “Terimakasih sudah membayar iuran warga.” Sambungnya. Ternyata ibu Naruse mulai sadar dengan kata-kata yang diucapkan Taku di rumah sakit tadi


**Pangeranpun muncul di hadapan sang gadis yang tekah dipenuhi oleh bermacam kata muram dalam dirinya. Diucapkannyalah kata penuh kebahagiaan, layaknya oasis di tengah gurun pasir.**

Malam itu, Tasaki memikirkan untuk minta maaf kepada tim baseball nya dan juga pada Naruse. Benar saja, keesokan harinya, di tengah hujan, ia pergi ke tempat tim baseball dan meminta maaf kepada timnya.
Mereka tampak kaget dengan kedatangan Tasaki. Tasaki membungkuk, “Aku mohon maaf atas semuanya! Pertandingan dan cederakupun semuanya salahku!” dia terus membungkuk. “Aku ini bodoh. Jadi aku berusaha menanggungnya sendiri. Berlagak jadi bos, bahkan beralasan semua itu demi tim. Tapi sebenarnya aku tidak lebih baik.”
Tasaki juga ingin meminta kesempatan untuk memperbaikinya dari awal.
Anthem of The Heart
“Setelah memperbaiki, mau apa?” balas Yamaji.
“Setelah sembuh dari cedera, aku akan berjuang lagi bersama kalian demi sampai ke turnamen nasional.” Jawab Tasaki meyakinkan.
“Aku malau latihan dulu.” Ucap Yamaji, kemudian dia pergi dari hadapan Tasaki.
Saat Nito, Taku, dan jufa Naruse bertemu dengan Shimacho, Tasaki tiba-tiba juga datang dan membungkuk di depan Naruse sambil mengatakan permintaan maaf atas ucapannya tempo hari. Ia juga mengatakan kepada Shimacho bahwa ia siap untuk membantu acara program penjangkauan. Melihat itu, Shimacho menjadi senang dan persiapan bisa segera dimulai.
Tasaki dengan percaya diri juga memimpin untuk meyakinkan teman-teman sekelasnya karena banyak diantara mereka yang masih tidak mau mengadakan musikal. Namun, pada akhirnya satu persatu dari murid mau ikutan.
Anthem of The Heart
Naruse terpilih menjadi srikandi, Taku menjadi pangeran, Tasaki menjadi telur, dan murid-murid lain mengambil peran-perannya masing-masing. Sejak saat itu, mereka mulai berlatih dengan konsep cerita dari Naruse.
Hari itu, anggota himpunan berencana untuk latihan di rumah Taku. Nito dan Naruse turun dari bus dan Nito hendak membuka google map untuk mencari tau arah rumah Taku. Naruse mengatakan kalau ia sudah pernah ke rumah Taku jadi dia sudah tau jalannya. Naruse juga mengatakan kalau Taku pernah bermain piano. Nito terlihat sedikit cemburu namun ia berusaha untuk tidak memperlihatkannya.
Anthem of The Heart
Takupun mulai bermain piano sambil bernyanyi. Semua anggota mengatakan kalau nyanyian Taku sangat cocok dengan cerita. Namun perlu diaransemen lagi, beberapa lirik perlu disesuaikan dan juga koreografi sama formasi perlu dilakukan.
Pulangnya, Tasaki sengaja tidak naik kereta tapi pulang bersama Naruse dengan jalan kaki. Disaat itu, Tasaki mengakui bahwa teman-teman sekelasnya memiliki banyak bakat lebih. Selama ini ia jarang memperhatikan orang-orang disekelilingnya. Naruse merasa senang dan mengatakan kalau Tasaki hebat karena bisa menyadarinya sendiri.
Anthem of The Heart
Berbagai lirik nyanyian disesuaikan begitu juga dengan ending cerita. Taku juga sibuk latihan piano ditemani Naruse. Semua murid tampak bekerja keras untuk mempersiapkan acara musikal yang tinggal beberapa hari lagi. Hingga satu hari sebelum acara dimulai, mereka tampak sudah latihan dengan matang meski ada beberapa anak yang masih ragu dengan hafalan lirik ataupun koreografi.
Taku melihat beberapa hari ini, Nito tampak berusaha untuk menjauhinya. Taku tidak sempat bertanya karena sibuk mengurus persiapan untuk acara musikal yang akan diadakan besok pagi. Mereka membersihkan dan mempersiapkan pentas dan juga berbagai hal yang diperlukan hingga malam. Tim bisbol ikut bergabung untuk membantu memindahkan barang.
Anthem of The Heart
Yamaji yang sebelumnya tampak tidak begitu menyukai Tasaki akhirnya berbicara dengan Tasaki. Ia menanyakan apakah tangan Tasaki masih sakit. Tasaki mengatakan kalau gipsnya sudah boleh dilepaskan dan dia bisa mulai latihan baseball dalam beberapa hari kedepan.
Nito memindahkan beberapa kantong barang ke ruang kelas. Taku ikut menemaninya, namun Nito tampak menjauhkan diri.
“Hei, mengapa sikapmu belakangan ini aneh?” Tanya Taku kepada Nito yang berjalan lebih cepat.
“Dimananya?” Tanya Nito.
“Ya, kelihatan kok.”

Nito berhenti. Ia menangis dan menyuruh Taku untuk pergi dan untuk tidak mempedulikannya. “Pergilah.,.pergilah ke pelukan Naruse!” cecarnya lirih. Sepertinya ia cemburu melihat kedekatan Taku dan Naruse beberapa waktu belakangan.
“Eh, kenapa malah bawa-bawa Naruse?”
“Habisnya, kau cinta sama Naruse kan?”
Taku mengatakan kalau ia tidak menyukai Naruse. Taku juga mengatakan kenapa Nito seenaknya memutuskan perasaan orang lain. “Aku selalu menyesalinya. Di hari itu, pas kamu mencoba mengulurkan tanganmu..”
Anthem of The Heart
Taku mengatakan kalau ia menyesal karena tidak bisa berbuat apa-apa dan ia merasa hubungan mereka semakin samar sejak saat itu.  Ia tidak mengungkit apa-apa kepada Nito karena ia takut status hubungan mereka benar-benar berakhir.  Dengan kata lain, ia sebenarnya masih menyukai Nito hingga saat ini. Ia hendak mengatakannya, namun Nito pergi dan mengatakan kalau ia senang melihat Taku bermain piano lagi.
Naruse yang ternyata dari tadi mendengarkan percakapan mereka langsung lari dan menangis. Ia berlari sekuat tenaga berusaha untuk menolak kenyataan bahwa Taku ternyata sama sekali tidak menyukainya. Ia terjatuh. Naruse memegang perutnya. “Aduh..sakit.” rintihnya.
“Tapi bukan perutmu kan?”
Naruse langsung melihat ke sumber suara. Ia melihat telur itu tengah berada di hadapannya.
“Yang sakit itu adalah hatimu. Kesakitan masa muda. Akibat kesalahanmu melanggar sumpah kuncinya.” Sambung si telur.
Anthem of The Heart
“Tapi aku hampir tidak pernah bicara!.” Balas Naruse kesal.
“Apa yang dimaksud dengan “bicara” itu  bukan cuma lewat mulut saja.” Sanggah si telur. “ hatimu yang cerewet…, sudah terlalu banyak bicara!”
Naruse bingung dengan perkataan si telur.
“Takumi Sakagami..Aku mencintaimu!.. Aku mencintaimu!.. Aku mencintaimu!.. Aku mencintaimu!..” ucap si telur.
Anthem of The Heart
“Lihatlah, telurmu sudah penuh dengan retakan. Ah, sudah mulai keluar. Putih yang lengket. Kamu amat mengecewakan!” ***
Butiran salju turun dengan indahnya. Naruse memandangi puncak atap hotel yang dulu ia yakini sebagai istana dan yang selalu ia kagumi saat kecil. Ada banyak kekecewaan yang ia alami, dan semuanya itu bermula dari keinginanya untuk berdansa di istana itu


Acara program Penjangkauan pun segera dimulai. Para undangan sudah berdatangan. Taku, Nito, Tasaki, dan murid-murid lainnya merasa cemas karena hingga saat ini, Naruse tidak menunjukkan batang hidungnya. Mereka sudah berusaha mencarinya ke setiap sudut sekolah, namun tidak berhasil menemukannya. Mereka juga mencoba menghubungi handphonenya, tapi percuma karena tidak tersambung. 
Tiba-tiba Taku mendapatkan pesan dari Naruse bahwa Naruse tidak bisa memainkan peran Srikandi. Mendengar kabar itu, anak-anak lain merasa kecewa dengan sikap Naruse yang tidak bertanggungjawab. Tanpa Srikandi, maka pentasnya tidak akan berjalan.
“Apa ini ada hubungannya dengan “urusan mendadak” dia kemaren?” salah seorang dari mereka menerka. Kemaren malam, Naruse meninggalkan pesan kalau ia memiliki urusan mendadak.
Anthem of The Heart
“Ah ya, apa kalian tadi malam berpapasan dengan Naruse saat balik ke kelas?” Tanya Tasaki kepada Taku dan Nito karena tadi malam mereka ditugaskan mengantar barang ke kelas.
Nito kaget. Ia ingat kalau malam itu mereka mendengar suara orang berlari namun tidak mengetahui siapa itu. “Jadi, suara yang kami dengar itu…” Nito menutup mulutnya. “Berarti Naruse juga mendengarnya.”
“Apa yang dia dengar?” Tanya Tasaki penasaran.
“Kalau itu..tapi kita belum tau alasannya.” Jawab Taku bingung. “Kecuali kalau Naruse memang mencintaiku..” sambungnya yang membuat murid lain kaget.
“Eh, berarti maksudnya perasaan yang disebut “cinta buta” ya?” sahut murid lain.
“Wah, Naruse tidak mau datang cuma karena itu?” sambung yang lainnya.
“Kok, seenaknya banget sih!”.
Anthem of The Heart
Murid yang lain juga mengatakan kalau Naruse egois sekali, padahal mereka sudah berjuang sampai detik ini.
Taku yang masih bingung akhirnya memutuskan bahwa ia akan mencoba mencari Naruse hingga ketemu. Salah seorang memprotes, kalau Taku pergi maka semuanya akan tambah kacau.
“Iwaki, karena kau yang menyusun lagu, berarti kau juga bisa menyanyikannya, bukan?” Tanya Tasaki.
“Bisa.” Jawab Iwaki.
“Kalau begitu, sampai Taku kembali, tolong kau yang jadi pangerannya.”
Iwaki bersedia untuk menggantikan peran Taku sampai ia kembali. Tasaki juga meminta Nito untuk menggantikan peran Naruse karena sedikit tidaknya Nito telah membantu mengarahkan Naruse, sehingga sedikit tidaknya juga ia bisa melakukan peran Naruse. Maka, dengan begitu, masalah bisa sedikit teratasi.
“Tolong berikan sedikit kesempatan lagi kepada Naruse” pinta Tasaki.
Semuanyapun mencoba memahami dan berjanji untuk berusaha sebaik mungkin. Akhirnya Taku pergi mencari Naruse menggunakan sepeda. Ia sudah berkeliling tapi tetap tidak bisa menemukan Naruse.
Anthem of The Heart
Acara sudah dimulai. Ibu Naruse juga sudah tampak hadir dan duduk disamping nenek Taku. Ia tampak kecewa begitu melihat pameran wanitanya bukan Naruse tetapi orang lain.
Taku kemudian teringat dengan istana yang sering dibilang oleh Naruse. Naruse pernah mengatakan kalau semua kisah ini bermula dari Istana itu. Mungkinkah Naruse disana?
Ia pun dengan cepat mengayuh sepeda menuju hotel di gunung. Hotel tersebut sudah lama ditutup sejak satu tahun yang lalu. Taku langsung masuk dan mendapati kondisi hotel yang sudah tida terurus.
Anthem of The Heart
Dinding yang hitam dan dicoret-coret dan pintu masuk yang hancur. Seluruh ruangan gelap, hanya sedikit cahaya. Taku mendapati jejak langkah di lantai dan ia semakin yakin bisa menemukan Naruse dengan bantuan jejak langkah kaki itu. Benar saja, setelah beberapa lama mengikuti jejak itu, akhirnya Taku melihat Naruse menangis di sebuah ruangan.
Anthem of The Heart
 “Ayo kembali, Naruse.” Ajak Taku. “Teman-teman sudah menunggumu.”
“Aku sudah tidak bisa kembali.”
“Naruse,suaramu?” Tanya Taku begitu mendengar Naruse bisa bicara lancar. 
“Semuanya sudah dimulai bukan?”
“Tapi masih sempat. Semuanya sudah berusaha disana!”
“Percuma saja. Aku tidak bisa bernyanyi lagi. Karena pangeranku sudah tidak ada lagi.”
Naruse menyuruh Taku untuk pergi saja. Tapi Taku tidak mau pergi dan terus menenangkan Naruse. Naruse mengatakan kalau ucapannya telah membuat orang menderita.
Anthem of The Heart
Taku justru menjawab kalau Naruse boleh mengatakan apapun yang tengah dia rasakan, termasuk menyakitinya. Naruse akhirnya melontarkan kata-kata penuh cacian dan hinaan kepada Taku. Tidak hanya Taku, Naruse juga menghina Nito. Ia mengatakan semua yang ingin ia katakan hingga ia tidak tau apa lagi kata yang bisa dia ucapkan.
“Jadi, semua yang ada di hatimu sudah kau luapkan?” Tanya Taku. 
Anthem of The Heart

Di lain sisi, pementasan masih berlangsung. Ibu Naruse tampak mulai tidak nyaman karena tidak sesuai dengan yang ia harapkan. 
Taku juga tidak bisa membendung air matanya. “Aku juga sama sepertimu Naruse. Tapi karena terbiasa, aku selalu enggan mengatakan perasaanku yang sebenarnya. Terus aku percaya kalau tidak ada satupun hal yang menurutku jujur untuk disampaikan. Tapi, aku pun bertemu denganmu. Walau biasanya kau tidak pernah bicara, tapi kau memiliki banyak hal yang ingin kau sampaikan. Terus aku mulai sadar, kalau masih ada banyak hal yang ingin benar-benar kuutarakan kepada orang lain.”
 Naruse hanya diam mendengar penuturan Taku.
Anthem of The Heart
“Aku bahagia bisa bertemu denganmu,” sambung Taku. “Berkat kau, aku mulai menyadari banyak hal.”
“Berkat aku? Bukan salahku?” Tanya Naruse.
“Iya benar. Makannya, si telur itu sebenarnya tidak ada. Soalnya semua yang dia bilang itu bohong. Soalnya, kata-katamu membuatku bahagia.”
Mendengar kata-kata Taku, akhirnya Naruse mulai tenang dan mau ikut bersama Taku ke acara musikal. Sebelum mereka benar-benar keluar dari tempat itu, Naruse berkata, “Masih ada satu hal yang ingin kuutarakan. Aku mencintaimu Sakagami.”

Taku tampak kaget dan tertunduk. “Terimakasih. Tapi, aku sudah mencintai orang lain.”
Air mata Naruse kembali berlinangan. “Aku tau kok.” Jawabnya. Naruse akhirnya bisa menerima kenyataan bahwa Taku tidak menyukainya tapi Nito.***
 
Anthem of The Heart

Naruse berjalan di tengah-tengah para tamu sambil menyanyikan sebuah lagu yang merdu. Semua orang, tidak hanya penonton tetapi juga para anggota himpunan lain yang berada di depan dan belakang layar tampak terkesima dengan lagu yang dibawakan Naruse. Ia terus berjalan dan akhirnya naik kepanggung, bergabung bersama dengan Nito yang tampak sangat terpukau dengan kehadiran Naruse.
Anthem of The Heart
Ibu Naruse yang tadi agak kecewa dan ingin beranjak pergi kini tampak senang dan terharu melihat Naruse tampil.
Akhirnya, acara musikal berakhir baik.
Anthem of The Heart
Besoknya, Tasaki mengatakan kepada Taku dan Nito bahwa ia ingin menembak Naruse sebelum ia terlambat. Ternyata, Tasaki mulai memendam perasaan kepada Naruse. Taku dan Nito menyemangatinya.
Setelah Tasaki pergi mencari Naruse, Taku juga hendak mengutarakan perasaannya yang sesungguhnya kepada Nito. Namun Nito tidak ingin Taku mengatakannya sekarang karena kesannya Taku ikut-ikutan Tasaki (karena Tasaki hendak mengutarakan perasaannya pada Naruse). Jadi, dia meminta Taku mengatakannya nanti saja. ***
Anthem of The Heart
Apa isi di dalam telur? Di dalamnya terdapat beragam perasaan yang terpendam. Di saat sulit dipendam lagi, semuanya akan meledak-ledak hingga membuat dunia di sekelilingnya menjadi jauh lebih indah dari sebelumnya.
-----------THE END--------------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kimi No Nawa ( Your Name )

Kon'nichiwa, kali ini saya akan menjelaskan tentang anime Kimi no Na wa. ( 君の名は。 ,: "Namamu adalah.") , atau yang dikenal juga dengan judul bahasa Inggrisnya Your Name , adalah sebuah film animasi Jepang produksi tahun 2016 bertema fantasi untuk remaja yang ditulis dan disutradarai oleh Makoto Shinkai , dengan animasi dikerjakan oleh CoMix Wave Films , dan didistribusikan oleh Toho . [2] Film ini dibuat berdasarkan novel karya

HIGH SCHOOL OF THE DEAD

Kon'nichiwa, kali ini saya akan membagikan info tentang anime high school of the dead  Sebuah anime adaptasi Highschool of the Dead diproduksi oleh Madhouse dan dipandu oleh Tetsuro Araki mengudara di jaringan stasiun anime Jepang yakni AT-X dari 5 Juli 2010 sampai 20 September 2010 , dan kemudian dususul oleh TV Kanagawa , Tokyo MX , Chiba TV , KBS Kyoto , TV Aichi , TV Saitama , dan Sun TV . Volume yang dikemas pada 6 DVD dan disk Blu-ray dirilis oleh Geneon Universal Entertainment dari 22 September 2010 sampai 23 Februari 2011 . Di Amerika utara , seri ini dilisensikan oleh Anime Network untuk ditayangkan (meskipun begitu pengudaraannya tidak